Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan APPTIS menyelenggarakan Webinar Internasional untuk membahas tentang Empowering Academic Libraries for Sustainable Development Goals (SDGs pada Selasa 1 November 2022. Webinar bertujuan untuk menguatkan peran perpustakaan universitas keagamaan Islam dan universitas lainnya di Indonesia dalam pencapaian UN 2030 Agenda for SDGs. Diskusi ini sangat relevan karena kebijakan dan strategi pengembangan perpustakaan PTKIN masih belum banyak menerapkan target dan indikator SDGs. Sementara Agenda SDGs memiliki tujuan mulia yaitu mengajak seluruh negara di dunia berkomitmen bersama untuk no one left behind pada tahun 2030. Walaupun secara alamiah, fungsi perpustakaan universitas sebagai penyediaan akses ke sumber informasi, berkontribusi pada peningkatan seluruh hasil SDGs.
Webinar ini menghadirkan tiga speakers yaitu, Dr. Nor Edzan binti Che Nasir (Secretary of IFLA’s Regional Standing Committee for Asia Oceania), Dr. Labibah Zain (Ketua Umum Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam/APPTIS), dan Kepala Perpustakaan UIN Malang, Mufid, M. Hum. Peserta berasal dari akademisi, pustakawan, dan tenaga pendidik sejumlah 310 peserta, baik melalui online atau offline. hybrid.
Webinar ini dibuka oleh Prof. Umi Sumbulah, M.Ag, (Vice Rector for Academics). Dia memberikan apresiasi pada webinar ini dan mendorong perpustakaan UIN Malang untuk merencanakan program berbasis SDGs Universitas yaitu terwujudnya Green Campus 2026. Dia menyarankan perpustakaan untuk memprioritaskan transformasi berbasis inklusi sosial.
Menurut Edzan, setiap stakeholder perpustakaan universitas perlu memahami konsep, tujuan, target dan indicator SDGs yang dikontektualisasikan dalam program dan layanan perpustakaan. Kebijakan dan strategi pengembangan perpustakaan berbasis SDGs akan memiliki dampak positif pada tercapainya target dan indicator SDGs universitas dan Nasional. Kontribusi perpustakaan bisa diawali dengan fokus pada tujuan 4 (lifelong learning), 16 (Acces to Information), dan 17 (Partnerships). “Perpustakaan masa kini harus mampu memberikan dampak positif melalui kualitas pendidikan dan literasi melalui layanan prima kepada masyarakat” pungkasnya. Sementara sebagai Ketua APPTIS, Labibah menyarankan perpustakaan universitas keagamaan Islam untuk menerapkan perpustakaan inklusif sebagai dukungan perpustakaan terhadap pencapaian SDGs di Indonesia. “Perpustakaan inklusif dapat mengoptimalkan peran perpustakaan dalam mengubah hidup masyarakat secara luas” ujar Ketua APPTIS.
Dalam kesempatan ini juga, peserta mendapat gambaran nyata bagaimana dukungan perpustakaaan universitas terhadap pencapaian SDGs. Pengalaman perpustakaan UIN Malang ini dapat dijadikan Best practice bagi pengembangan perpustakaan keagamaan di Indonesia. Menurut Mufid (kepala Perpustakaan UIN Malang), ada 6 tujuan SDGs yang menjadi focus strategi dan kebijakan perpustakaan UIN Malang untuk pencapaian SDGs universitas dan Nasional. Antara lain focus pada lifelong learning, reduce inequality, Preserving Cultural Heritage, reduce and Reuse, Acces to Information, dan Partnerships.
Kegiatan webinar ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi seluruh perpustakaan universitas di Indonesia, khususnya perpustakaan keagamaan Islam dalam mengambil kebijakan pengembangan perpustakaan yang berfokus pada optimalisasi pencapaian hasil SDGS. Penyediaan akses sumber informasi dan fasilitas yang inklusif akan memberikan hak yang sama kepada masyarakat yang dilayani untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas sangat berkolerasi dengan kesejahteraan. Inilah kontribusi nyata perpustakaan untuk mendukung komitmen global “no one left behind” di tahun 2030.